Senin, 17 Februari 2014

Kematian dan Cinta

Kematian dan Cinta

Tiada kata yang terucap sedikit pun dalam benak ku
Cinta, kasih dan sayang ku telah terhempas oleh mu
Kau yang mengambil cinta, kasih dan sayang ku
Begitu pun aku yang terpikat dengan sosok seperti mu

Janji-janji cinta yang kau berikan untuk ku
Selalu ku ingat dan ku jaga
Pengorbanan mu yang kau berikan untuk ku
Selalu berharap kau melindungi ku

Namun... semua terhempas karena maut
Cinta, kasih dan sayang ku terenggut oleh maut
Tiada lagi yang bisa melindungi ku
Dan Mencintai dengan tulus seperti sosok terang mu

Sosok terang mu yang menyinari kegelapan ku
Tiada lagi mata indah yang biasa nya aku lihat keindahan cinta
Tiada lagi mata indah yang menyinari hari-hari ku
Kini semua terasa kosong dan hampa

Hati, cinta dan rindu ku hanya milik mu
Cinta mu akan tetap tinggal bersama ku
Hingga akhir hayat ku dan setelah kematian
Hingga tangan tuhan mempersatukan kita lagi


 12-12-13

Love Poem Created by Ilham Syaiful

Kamis, 15 November 2012

High Kick Boy ( Taekwondo )

Disuatu hari terlihat seorang anak kecil yang hidi jalan, pontang-panting kebingungan untuk mencari tempat tinggal, wajah yang malang terlihat ingin meneteskan air mata, perutnya sudah lapar, tak tertahankan lagi, kemudian ia menuju pasar tradisional yang sangat ramai, banyak penjual makanan yang sangat enak, tetapi ia tidak mempunyai uang untuk membelinya, perutnya sudah menjerit kelaparan.Tanpa berpikir panjang, ia mencari pekerjaan untuk mendapatkan uang agar bisa membeli kue itu, ia menginginkan kue itu, ke sana kemari ia cari pekerjaan namun belum ada yang mau menerimanya, akhirnya ia memberanikan diri untuk menuju pedagang kue itu.

“Permisi, bolehkan saya bekerja disini, tidak usah di bayar dengan uang, cukup hanya sedikit kue itu saja agar saya tak lapar lagi”

“Iya, boleh nak, ayo bantu paman layani pembeli”

“Terimakasih paman, terimakasih banyak Paman”

Dengan hati yang dermawan, seorang penjual kue menerimanya dengan penuh senyum, ia segera membantu penjual kue itu, setelah kue terjual habis, ia membantu merapihkan kotak-kotak kue itu, di sisa kan nya 10 buah kue untuk anak itu, lalu membungkusnya dan memisahkan dari kotak kue, anak itu terus lanjut merapihkannya, di bersihkan dan di cucikan kotak kue itu, lalu penjual kue melihatnya dengan senyum, sedikit terharu dengan apa yang di lakukan dan diusahakannya anak itu, lalu penjual kue itu menghampirinya dengan membawa sebungkus kue yang di sisa kan tadi .

“Nak, cukup sudah, ini ambil kue untuk mu”

“Terimakasih Paman, Paman baik sekali”

“Sama-sama nak, siapa nama kamu?”

“Rico” ( dengan lahap memakan kue itu )

“Nama yang bagus, pelan-pelan makan kuenya, nanti tersendak, tinggal di mana kamu?”

“Saya gak punya tempat tinggal”

“Lalu, kalau mau tidur kamu dimana?”

“Dimana saja, di pinggir toko, di pinggir jalan” ( dengan senang melahap kue itu )

“Oh ya panggi Paman, Paman Lio saja, apa kamu mau tinggal dengan paman?,”

“Apa tidak merepokan Paman?, Paman sudah baik sekali dengan saya”

“Tidak nak, siapapun orangnya Paman akan membantunya selagi masih bisa membantu”

“Terima kasih Paman”

“Ayo ikut Paman pulang”

Anak itu pun pulang dengan bapak penjual kue itu, dengan mengendarai sepeda antiknya, dengan raut wajah yang ceria bapak penjual kue mengendarai sepeda dengan bernyanyi lagu kesukaannya, mendengar ia bernyanyi anak itu tersenyum dan terharu, dalam hati anak itu berkata “paman ini baik sekali, walaupun ia sama-sama cari uang tapi ia ceria, gembira, dan penuh canda tawa di raut wajahnya, aku salut dengan pak anton”, 1 jam kemudian sampailah di rumah Paman Lio (penjual kue), banyak sekali orang yang sedang berlatih beladiri, aku melihat dengan sontak terkejut dengan yang ada di dalam rumah Paman Lio (penjual kue), banyak sekali yang berlatih beladiri, lalu aku bertanya dengan Paman Lio (penjual kue)

“Paman, kok banyak orang sedang latihan beladiri disini ?, apa paman buka perguruan beladiri ?”

“Tidak nak, paman disini hanya mengajari mereka yang ingin bisa beladiri”

“Lalu, beladiri apa yang paman ajarkan?”

“Paman ini dari keluarga beladiri taekwondo, semua anggota keluarga paman mayoritas memiliki beladiri taekwondo”

“Oh gitu, kenapa paman tidak buka perguruan saja?”

“Repot nak, wilayah rumah paman juga tidak cukup untuk buka perguruan, resikopun sangat besar, disini siapa yang mau belajar silahkan belajar, tidak ada yang melarang, tapi mengikuti peraturan dari paman, kenapa?, kamu mau belajar juga ?”

“Mmmm... pikir-pikir dulu deh, hehe”

“Ya sudah, bersihkan tubuhmu dulu sana, paman mau melihat anak-anak yang lain”

Lalu dia bersihkan diri dengan memanjakan tubuhnya di dalam air hangat, relax, tenang, dan damai, setelah selesai mandi dia menuju lapangan belakang, melihat Pak Lio (penjual kue) mengajari anak-anak yang mengikuti beladiri, dia melihat dengan serius, menatap tajam ke depan, ada daya tarik yang membujuknya untuk belajar beladiri, tapi untuk apa?, dia pun tidak tahu. Dari pada terdiam sendiri melihat mereka berlatih, dia menuju ruang tamu untuk duduk dan membaca koran, melihat-lihat berita yang menarik. Dari kejauhan Paman Lio tersenyum melihat nya, setelah selesai melatih Paman Lio menghampirinya.

“Lagi apa sendirian disini?, sudah sore sebaiknya kamu istirahat”

“Eh paman, lagi baca koran aja, lagi nyari berita, baik paman”

“Di pojok sana ada kamar kosong untuk mu, istirahat lah sejenak”

“Baik paman”

Dia beristirahat menuju kamar itu, lumayan nyaman untuk di tempati, dia langsung memanjakan tubuhnya di atas kasur empuk, sangat lelap dia tertidur pulas, tak sadar kan diri dari tidurnya, dia melewatkan makan malam bersama paman Lio.

“Rico, ayo bangun. Makan malam dulu. Rico, Rico . .”

Tak bangun juga dari tidurnya memanggilnya berturut-turut, mungkin dia kelelahan, keesokan harinya, kebetulan hari libur paman Lio tidak berjualan di pasar, hanya ada jadwal mengajar murid-muridnya berlatih.

“Sudah bangun kamu?, pergi mandi, dan cepat ke meja makan untuk sarapan”

“Baik paman”

Paman Lio sangat baik dengan Rico, Rico tak tahu akan membalas budi seperti apa untuk orang seperti beliau,  selesai mandi Rico pun menuju meja makan.

“Selamat pagi paman”

“Iya, selamat pagi, ayo kita sarapan bersama”

Mereka sarapan bersama-sama, Paman Lio, adik pertama paman Lio dan Rico, selesai sarapan mereka membereskan rumah dan membagi tugas, Rico membersihkan halaman, paman membersihkan ruang tamu dan yang lain, dan kakak pertama (adik pertama paman Lio) membersihkan semua benda-beda yang kotor. Mereka membagi tugas dengan adil, Rico pun juga senang bisa membantu paman Lio, karena hitung-hitung membalas budi secara perlahan atas kebaikan paman Lio, setelah aku selesai membersihkan halaman, kakak pertama memanggil ku.

“Rico, kakak mau bicara dengan kamu”

“Baik kakak pertama, ada apa kak?”

“Kakak melihat diri mu ketika pertama melihat beladiri di sini, apa kamu tertarik?, jujur saja dengan kakak, kalau kamu tertarik sebaiknya kamu belajar dengan kakak, kakak akan bantu kamu”

“Mmm, boleh kak, baik. Aku akan ikut berlatih, terimakasih atas tawaran kakak pertama”

“Sama-sama, ya sudah, kakak mau melanjutkan bersih-bersih dulu”

“Baik kak”

Rico mengambil handuk untuk membasuk wajahnya yang penuh dengan keringat, tak lama kemudian murid paman datang satu per satu, mereka tidak akan mulai berlatih jika belum semua berkumpul, setelah semua sudah berkumpul Rico di panggil dengan kakak pertama.

“Rico, ayo gabung untuk berlatih”

“Baik kak”

Latihan dimulai, Rico pun dengan serius belajar tehnik dasar sehingga perlahan Rico menguasainya, dibantu dengan kakak pertama dan murid Paman. 1 jam kemudian aku beristirahat karena lelah dan belum terbiasa, mereka terus berlatih sementara Rico berisirahat sambil melihat yang lain berlatih, memperhatikan sambil tersenyum dan membayangkan Rico menguasai akan semua tehnik, mereka yang sudah sabuk kuning, hijau, biru, dan merah sangat lihai dalam mempermainkan tehnik nya, menambah semangat Rico untuk berlatih. Lalu Paman memanggil ku kembali.

“Hey, ayo kembali berlatih, jangan malas”

“Baik Paman”

Rico kembali berlatih, dan beberapa menit kemudian, senior-senior Rico berlatih fight one by one, Rico memperhatikan dengan serius agar ia bisa belajar dari yang lain, setelah semua selesai, Rico pun bertanya.

“Paman, kenapa saya tidak fight?”

“Belum waktunya untuk fight, hanya latihan dasar saja”

“Oh gitu, baik Paman”

Latihan pun selesai sudah, waktunya untuk berdoa dan membaca sebuah janji seorang beladiri ( seorang Taekwondo-in ).
Janji taekwondo indonesia
Kami taekwondo indonesia berjanji :

1. menjunjung tinggi nama bangsa dan negara republik indonesia, yang berlandaskan pancasila dan undang-undang dasar 1945.
2. menaati asas-asas indonesia
3. menghormati pengurus, pelatih, senior, dan sesama taekwondo-in, dalam mengembangkan takwondo indonesia
4. selalu berlaku jujur dan bertanggung jawab dalam menjaga nama baik taekwondo indonesia
5. menjadi pembela kebenaran dan keadilan.

Semua mengucapkan janji dengan serempak, Rico salut dengan beladiri di tempat Paman Lio, setelah semua nya kembali pulang, tetapi Rico tetap berlatih sendirian, melatih tehnik pertama yang di berikan Paman dan Kakak Pertama tadi, agar lebih lacar lagi untuk mengambil cara tehnik nya, Paman Lio dan Kakak Pertama hanya tersenyum melihatnya, lalu Kakak Pertama menghampirinya.

“Sudah lah, istirahat, nanti kecapean. Besok kan masih bisa berlatih lagi, cepat pergi mandi, bersihkan tubuh mu”

“Baik Kak”

Rico masuk kedalam dan menuju kamar mandi, handak menuju kamar mengambil pakaian, Paman memanggil ku.

“Hey tunggu, setelah mandi, nanti ke ruang tamu, Paman tunggu”

“Baik Paman”

Aku membersihkan tubuh ku, dan mengganti pakaian yang hangat, lalu menuju ruang tamu.

“Ada apa Paman memanggil ku?”

“Duduk lah, minum teh hangatnya dulu”

“Iya Paman, sebenarnya ada apa?”

“Tidak ada apa-apa, Paman hanya ingin memberikan ini, dobok untuk kamu latihan”

“Lalu bagaimana aku bisa membayar dobok ini, uang saja aku tidak punya?”

“Tidak usah kau pikirnya uang, pakai saja ini untuk berlatih, Paman ingin kamu serius berlatih”
“Baik Paman, aku janji akan berlatih dengan serius”

1 tahun Kemudian

Paman Lio sengaja tidak menaikkan tingkat sabuk Rico, karena Paman Lio melihat kesempurnaan pada semangat Rico, melatih nya dengan tehnik itu-itu saja, di ulang dan di ulang kembali, sampai sempurna tehnik yang di keluarkan Rico, siapapun yang bisa menampilkan tehnik yang sempurna saat ujian kenaikan sabuk maka ia akan mendapatkan tingkat sabuk yang lebih tinggi dengan syarat selama 1 Tahun di berikan hanya sabuk awal saja, dan berlatih dengan tehnik itu saja.

Tak lama kemudian Paman Lio memberitahukan Rico bahwa hari ini ia akan ujian. Saat nama Rico di panggil untuk di uji, Rico cukup gugup dan gemetar saat di uji, tapi kemampuan nya di latihan 1 Tahun yang lalu sangat luar biasa, pantang menyerah, rajin latihan, dan cukup sempurna dengan tehnik nya, yang menguji saat itu bukan lah Paman Lio, tetapi teman dari Paman Lio, agar menilai dengan adil, jujur, dan bijaksana, dan melihat memantau sejauh mana Paman Lio melatih murid-muridnya, dan teman Paman Lio menemukan sosok asing yaitu Rico, baru terlihat saat ujian.

“Mmmm, siapa nama kamu?”

“Rico”

“Murid baru Lio?’

“Iya, saya baru 1 Tahun di club ini”

“Ok, kalau begitu kita lanjut untuk meteri ujian nya”

Dimulai dan di bacakan tehnik apa yang harus Rico peragakan, dan al hasil dengan sempurna teman Paman Lio melihat dengan wow (mengangkat ke dua jempol untuk Rico). Sangat terlihat akurat, kemudian teman Paman Lio memanggil beliau dan menyaksikan repeat tehnik Rico. Paman Lio tersenyum dan bangga kepada Rico.

“Rico, Sangat sempurna sekali tehnik kamu, kamu berhak menerima sabuk merah strip dua ini”

“Paman serius?, Paman tidak bohong?, apa aku mimpi?”

“Tidak nak, Paman serius dan tidak bohong, dan kamu tidak bermimpi, kamu berhak menerima sabuk ini, karena tehnik yang akurat dan sempuna seperti tadi, yang sudah sabuk kuning, hijau, dan biru, apa lagi merah mendekati hitam belum tentu sempurna seperti kamu, kamu berhan menerima ini”
“Terima Kasih sekali Paman”

“Jangan berterima kasih dengan saya, berterima kasihlah pada Tuhan dan yang mengajarkan kamu”

Lalu Rico menghampiri Paman Lio dan Kakak Pertama

“Paman, aku berterima kasih banyak atas pelatihan yang diberikan Paman untuk ku, terima kasih juga buat Kakak Pertama yang sudah bantu ku”

“Sama-sama nak, Paman senang”

“Iya, Sama-sama, Kakak juga senang, selamat yah”

Lalu Rico terdiam dan menangis sejenak karena rasa tidak percaya mendapatkan hal ini, Rico pun senang, tetapi ia takut akan kesombongan yang tiba-tiba muncul terhadap nya.

“Bersihkan air mata mu, kita akan berfoto untuk kenagan”

“Baik Paman”

Kembali ke rumah, Rico masih terdiam dan hening, Paman Lio dan Kakak Pertama hanya bisa melihatnya dengan tersenyum, mungkin mereka mengira, Rico menangis karena bahagia mendapatkan sabuk pertamanya yang mendekati hitam.

“Paman, apa aku berhak menerima sabuk ini ?, sementara aku hanya berlatih 3 tehnik saja”

“Ya, kamu berhak menerima nya, justru 3 tehnik itu yang buat kamu mendapatkan sabuk ini, coba lihat senior kamu, belum tentu 3 tehnik itu bisa mereka lakukan dengan sempurna, sudah lah tak usah di pikirkan, lebih baik kita makan malam dulu”

“Ya sudah, ayo kita makan nasi goreng di depan”

“Baik Kakak Pertama”

Mereka makan malam bersama di luar, suasana yang begitu indah, yang belum pernah di dapatkan oleh Rico, yang sejak kecil ia tak tahu siapa ayah dan ibu nya, beruntung ia mengenal Paman Lio dan Adik nya beliau, tak lama kemudia di sela-sela berbincang Rico melihat sebuah kertas yang berisi tentang pertandingan beladiri umum, terdiri dari beladiri taekwondo, pencak silat, karate, dan kung fu. Rico langsung menaruh makan dan sontak berdiri.

“Paman, di kertas ini”

“Kertas apa?, sudah lah, buang saja”

“Tidak Paman, ini kertas pertandingan, boleh kah aku mengikutinya, di sini juga ada beladiri kita, Paman”

“Sudah lah, untuk apa ikut seperti itu, kita hanya untuk belajar saja, hanya untuk jaga diri”

“Tidak Paman, aku ingin mengikutinya, disini juga ada hadiah nya”

“Coba Paman lihat”

Sontak Paman Lio terkejut, karena yang beliau lihat adalah terdiri dari 4 beladiri, yang tertulis peraturan pertandingan bebas, jelas Paman Lio melarang Rico untuk mengikutinya, karena beliau tidak ingin Rico kenapa-kenapa.

“Tidak, Paman tidak setuju”

“Kenapa Paman?, ayo lah. Kalau aku menang kan kita bisa buka perguruan yang lebih besar”

“Paman bilang tidak ya tidak”

“Tidak, aku akan tetap mendaftar kan diri ku”

“Dasar kau keras kepala”

Suasana menjadi tegang karena ulah Rico, beliau melarang karena dahulu beliau pernah mengalaminya, ini sebuah pertandingan umum yang di adakan 5 tahun sekali, dahulu beliau mendaftarkan dirinya hanya untuk membalaskan dendam untuk guru nya yang meninggal akibat karate-ka menghabisi nyawa guru beliau, beliau emosi dan mendaftarkan diri karena beliau berfikir pasti orang itu mengikutinya juga. Tepat sekali disaat beliau bertanding melawan orang itu, dan menghajar habis-habis hingga nyawa orang tersebut lenyap. Beliau tidak ingin ada lagi hal seperti itu terulang lagi.

Setelah berbincang tentang pertandingan, mereka kembali ke rumah dan ke kamar masing-masing, beliau masih memikirkan tindakan Rico yang bersikeras untuk mengikuti pertandingan itu, ke esokan harinya beliau berubah pikiran untuk menyetujui Rico mengikuti pertandingan.

“Selamat pagi Paman”

“Selamat pagi”

“Hey Rico, kemari”

“Ada apa Paman?”

“Baik lah, kamu boleh ikut, tapi dengan syarat, tidak ada pembalas dendaman antara kamu dengan peserta yang lain”

“Paman serius aku boleh ikut?, hore ............, terimakasih Paman”

“Kapan mau latihan?”

“Sekarang Paman”

“Ayo kita ke lapangan”

Mereka menuju lapangan untuk berlatih, latihan pertama yaitu latihan mengangkat ember yang berisi air, kemudian di lanjut dengan berlari di 100 anak tangga bolak-balik, Rico pun menggerutu.

“Paman, aku capek, sebenarnya kapan latihan nya”

“Sudah jangan banyak bicara, lakukan saja” sambil menggertak ku dengan bambu di tangan nya.

Rico pun menuruti perintah beliau, keseokan hari nya, melakukan hal yang sama hingga 1 minggu, setelah 1 minggu kemudian, latihan pun di mulai, dengan tehnik yang di berikan beliau Rico terus berlatih dengan giat, 2 minggu kemudian pergantian tehnik, melancarkan pernafasan Rico agar tak merasa capek dan terengah-engah. 3 minggu kemudian melatih pergerakan kaki agar menendang dengan lincah, keringat yang mengucur dari atas sampai bawah membasahi tubuh Rico, tetapi, Rico pun tetap semangat. 3 Hari mendekati pertandingan, Rico tidak di ijinkan untuk berlatih, melainkan untuk istirahat total.

“Paman, kenapa hari ini tidak latihan”

“Istirahat lah denga total, agar tidak terasa capek”

“Baik Paman”

Rico beristirahat, tetapi Rico semakin tidak sabar untuk menantikan hari H. 6 Jam sebelum bertanding, beliau mengajak Rico melihat arena pertandingan.

“Disini lah kamu nanti akan bertanding”

“wow, hebat sekali Paman”

“Berjuang lah nak, jangan menyerah”

Detik pertandingan akan di mulai, adik beliau dan senior-senior Rico segera mencari tempat duduk yang pas agar bisa melihat Rico dengan jelas, beliau mendampingi Rico dan mensugestikan ia agar tidak terjadi demam panggung. Bel pembukaan sudah di mulai, banyak sekali karate-ka, taekwondo, pesilat, dan para kung fu. Partai Pertama ia memenangkan pertandingan, Partai kedua pertandingan nya Rico berhasil memenangkan nya, di partai terkahir Rico masuk mejadi finalis untuk melawan finalis lain, saat-saat Rico mendapat lawan yang lebih mantap dan lincah, Rico berhati-hati melawan nya, Rico mendapatkan seorang karate-ka, beliau terkejut dan kembali berfikir masa lalu.

“Ayo Rico, hajar dari sisi kanan, lalu pukul tulang rusuk dia, hati-hati dengan serangan nya”

Beliau cemas akan pertandingan ini, dan hal yang tak di ingin kan terjadi kembali, Rico mengalami cedera lutut akibat lawan nya menendang lututnya sehingga terjatuh, dan pertandingan di hentikan sejenak.

“Rico, hentikan pertandingan ini, dengar kan Paman”

“Tidak Paman, aku tidak mau, aku ingin melanjutkan nya”

Rico tetap melanjutkan nya dengan tubuh yang kaku, memar, dan benyak darah. Ia masih melawan nya dengan tegas, tak perduli dengan dirinya yang lemah itu, maklum saja karena pertandingan yang bebas ini. Waktu pertandingan yang limit 1 poin untuk Rico maka ia akan menang, ia sangat berhati-hati, menghindari serangan lawan nya, saat lawan nya berada di samping kiri Rico, ia memukul tulang rusuk lawan nya sehingga tidak sadar kan diri. 10 detik hitungan lawan Rico tak sadar kan diri, dan akhirnya Rico lah yang memenangkan pertandingan di tahun ini. The Winner of Matrial Art Rico, berhak mendapatkan hadiahnya.

“10, 9, 8, 7, 6, 5, 4, 3, 2, 1”

“Terimakasih Tuhan, Paman aku menang ...........”

“Ia nak, selamat yah, kamu berhasil”

Moment yang membanggakan, suasana haru pun dirasakan oleh beliau dan yang lain, beliau menggendong Rico dan mengangkat Rico dengan bangga, pertandingan tahun ini di menangkan oleh Rico, dan akhirnya Rico berhasil membalas budi atas kebaikan Paman Lio dengan membangun sebuah perguruan yang di namakan SIN TAO YEN.

 

Selasa, 11 September 2012

Surat Dari Sorga Untuk Bunda


Teruntuk Bundaku tersayang...

Dear Bunda...

Bagaimana kabar bunda hari ini? Smoga bunda baik-baik saja...nanda juga di sini baik-baik saja bunda...Tuhan Allah sayang banget deh sama nanda. Allah juga yang menyuruh nanda 
menulis surat ini untuk bunda, sebagai bukti cinta nanda sama bunda....

Bunda, ingin sekali nanda menyapa perempuan yang telah merelakan rahimnya untuk nanda diami walaupun hanya sesaat...

Bunda, sebenarnya nanda ingin lebih lama nebeng di rahim bunda, ruang yang kata Allah paling kokoh dan paling aman di dunia ini, tapi rupanya bunda tidak menginginkan kehadiran nanda, jadi sebagai anak yang baik, nanda pun rela menukarkan kehidupan nanda demi kebahagiaan bunda. Walaupun dulu, waktu bunda meluruhkan nanda, sakit banget bunda....badan nanda rasanya seperti tercabik-cabik... dan keluar sebagai gumpalan darah yang menjijikan apalagi hati nanda, nyeri, merasa seperti aib yang tidak dihargai dan tidak diinginkan.

Tapi nanda tidak kecewa kok bunda... karena dengan begitu, bunda telah mengantarkan nanda untuk bertemu dan dijaga oleh Allah bahkan nanda dirawat dengan penuh kasih sayang di dalam syurga Nya.

Bunda, nanda mau cerita, dulu nanda pernah menangis dan bertanya kepada Allah, mengapa bunda meluruhkan nanda saat nanda masih berupa wujud yang belum sempurna dan membiarkan nanda sendirian di sini? Apa bunda tidak sayang sama nanda? Bunda tidak ingin mencium nanda? Atau jangan-jangan karena nanti nanda rewel dan suka mengompol sembarangan? Lalu Allah bilang, bunda kamu malu sayang... kenapa bunda malu? karena dia takut kamu dilahirkan sebagai anak haram... anak haram itu apa ya Allah? Anak haram itu anak yang dilahirkan tanpa ayah... Nanda bingung dan bertanya lagi sama Allah, ya Allah, bukannya setiap anak itu pasti punya ayah dan ibu? Allah yang Maha Tahu menjawab bahwa bunda dan ayah memproses nanda bukan dalam ikatan pernikahan yang syah dan Allah Ridhoi. Nanda semakin bingung dan akhirnya nanda putuskan untuk diam.

Bunda, nanda malu terus-terusan nanya sama Allah, walaupun Dia selalu menjawab semua pertanyaan nanda tapi nanda mau nanyanya sama bunda aja, pernikahan itu apa sih? Kenapa bunda tidak menikah saja dengan ayah? Kenapa bunda membuat nanda jadi anak haram dan mengapa bunda mengusir nanda dari rahim bunda dan tidak memberi kesempatan nanda hidup di dunia dan berbakti kepada bunda? Hehe,,,maaf ya bunda, nanda bawel banget... nanti saja, nanda tanyakan bunda kalau kita ketemu

Oh ya Bunda, suatu hari malaikat pernah mengajak jalan-jalan nanda ke tempat yang katanya bernama neraka. Tempat itu sangat menyeramkan dan sangat jauh berbeda dengan tempat tinggal nanda di sorga. Di situ banyak orang yang dibakar pake api lho bunda...minumnya juga pake nanah dan makannya buah-buahan aneh, banyak durinya...yang paling parah, ada perempuan yang ditusuk dan dibakar kaya sate gitu, serem banget deh bunda.

Lagi ngeri-ngerinya, tiba-tiba malaikat bilang sama nanda, Nak, kalau bunda dan ayahmu tidak bertaubat kelak di situlah tempatnya...di situlah orang yang berzina akan tinggal dan disiksa selamanya. Seketika itu nanda menangis dan berteriak-teriak memohon agar bunda dan ayah jangan dimasukkan ke situ.... nanda sayang bunda... nanda kangen dan ingin bertemu bunda... nanda ingin merasakan lembutnya belaian tangan bunda dan nanda ingin kita tinggal bersama di syurga... nanda takut, bunda dan ayah kesakitan seperti orang-orang itu...

Lalu, dengan lembut malaikat berkata... nak,kata Allah kalau kamu sayang, mau bertemu dan ingin ayah bundamu tinggal di sorga bersamamu, tulislah surat untuk mereka... sampaikan berita baik bahwa kamu tinggal di sorga dan ingin mereka ikut, ajaklah mereka bertaubat dan sampaikan juga kabar buruk, bahwa jika mereka tidak bertaubat mereka akan disiksa di neraka seperti orang-orang itu.

Saat mendengar itu, segera saja nanda menulis surat ini untuk bunda, menurut nanda Allah itu baik banget bunda.... Allah akan memaafkan semua kesalahan makhluk Nya asal mereka mau bertaubat nasuha... bunda taubat ya? Ajak ayah juga, nanti biar kita bisa kumpul bareng di sini... nanti nanda jemput bunda dan ayah di padang Mahsyar deh... nanda janji mau bawain minuman dan payung buat ayah dan bunda, soalnya kata Allah di sana panas banget bunda... antriannya juga panjang, semua orang sejak jaman nabi Adam kumpul disitu... tapi bunda jangan khawatir, Allah janji, walaupun rame kalo bunda dan ayah benar-benar bertaubat dan jadi orang yang baik, pasti nanda bisa ketemu kalian.

Bunda, kasih kesempatan buat nanda ya.... biar nanda bisa merasakan nikmatnya bertemu dan berbakti kepada orang tua, nanda juga mohon banget sama bunda...jangan sampai adik-adik nanda mengalami nasib yang sama dengan nanda, biarlah nanda saja yang merasakan sakitnya ketersia-siaan itu. Tolong ya bunda, kasih adik-adik kesempatan untuk hidup di dunia menemani dan merawat bunda saat bunda tua kelak.

Sudah dulu ya bunda... nanda mau main-main dulu di sorga.... nanda tunggu kedatangan ayah dan bunda di sini... nanda sayang banget sama bunda....muach! 

---STOP PACARAN and SEX BFORE MARRIED... AVOID to ABORTION...!!!

Sabtu, 08 September 2012

Dan Ternyata Dia



Hari itu, hari dimana aku penentuan kelulusan kuliah ku S1, dan ingin melanjutkan kuliah S2 ku di USA, aku mengambil jurusan sastra inggris, hari itu semua berkumpul dan saling berpegang tangan karena gugup untuk menunggu hasil kelulusan, rasa cemas, khawatir, bercampur aduk karena panik, akhirnya dosen pun mengeluarkan beberapa kertas yang isinya daftar nama mahasiswa/i dan ditempel di sebuah papan dinding,
“eh itu, itu hasilnya, ayuk liat “

Semua lari menuju papan itu, aku mencari nama ku dan akhirnya aku berhasil lulus dengan nilai yang cukup baik, aku senang sekali . oh ya, nama ku Sheny, dijakarta hanya anak rantau yang ingin menuntut ilmu, di hari itu aku gembira sekali, aku berteriak sekeras mungkin untuk memuaskan diri “wooooooooyyyy, gueeeee luluuuuuuuuuuuuuuuuusss” sambil mengitari lorong-lorong dan kelas-kelas.
Sangat senang sekali, kegembiraan itu tiada hentinya untuk terus tersenyum, aku menghubungi orang tua ku yang ada di medan, 2 hari lagi aku menuju ke jakarta untuk wisuda.

“mama, papa aku lulus”
“iya, nak, selamat yah, teruskan dan kejar impian mu itu, mama dan papa disini selalu mendoakanmu nak, papa ingin bicara denganmu”,
“halo pah?,aku lulus pah, aku lulus” aku bahagia sambil menangis mendengarkan suara papa.
“iya, nak, selamat yah, papa senang sekali, pulang lah nak, papa ingin bicara denganmu”
“iya pa, nanti aku akan pulang, papa gimana kabarnya ?, baik-baik aja kan?”
“papa baik-baik aja kok nak, papa sehat”
“ya sudah, kalau gitu petra mau pesan tiket dulu untuk pulang”
“iya, nak, hati-hati yah”

Aku pulang ke kost dan langsung mengemas kan barang-barang ku, semua anak-anak kost mengucapkan selamat untukku .

“hey Shen, selamat yah, wah sekarang udah lulus, terus mau kemana lagi neh”
“iya, thank’s yah, gue msh mw lanjutin kuliah gue, gue mau balik ke medan, bokap nyuruh gue balik”
“oh gitu, ok deh, hati-hati di jalan yah”
“ok, sip sip”

Aku senang tinggal di kost ini, penghuni kost ini sangat baik dan ramah, aku segera membeli tiket pesawat dan akhirnya aku dapat tiket ini, aku segera menuju bandara, disitu aku menatap ke depan gerbang airport dan aku berkata “aku akan meninggalkan kota jakarta ini”, aku tersenyum dan heran apa yang terjadi padaku, cepat sekali rasanya kelulusan ini, di dalam pesawat aku tetap tersenyum senang, kegembiraan ini terus menghantui pikiran ku, selama aku belajar dengan serius, rajin, dan gak pernah absen, akhirnya bisa lulus .
Aku tertidur di pesawat, tiba-tiba aku bermimpi bertemu sesosok pria bersamaku, ciri-cirinya berkulit putih, tinggi, bodynya lumayan kekar, memakai jam tangan silver, dan berambut mowhawk, dia mahir berbahasa perancis dan spanyol, entah siapa dia, aku juga gak kenal, tetapi di mimpi itu aku sudah mengenali dia lebih dalam dan sampai akrab. Di mimpi itu Cuma ada aku dan dia, ya, berdua saja, di menara eifel, paris. Apa yang terjadi ?, ketika aku dan dia makan malam bersama, dia mengeluarkan sebuah cincin perak, berkomunikasi dengan ku memakai bahasa perancis . aku bertanya-tanya ke dia

“pour ce que l’anneau ?” aku bertanya dia
“pour ton, absence si vous vous mariez avec moi ?”

Dia ingin menikahi ku, ketika itu aku langsung bangun, aku sangat terkejut, sudah sampai di polonia airport, aku segera turun dan bergegas mencari taxi, lalu aku kembali menghubungi papa,

“halo pa, aku sudah sampai di medan, aku lagi menuju rumah, aku lagi di taxi, 30 menit lagi aku sampai”

Aku jadi kepikiran mimpi itu, aku masih penasaran siapa pria itu. Sampailah dirumah aku segera menemui mama dan papa ku .

“mama, papa . .” aku memeluk keduanya .
“Sheny...., mama kangen sekali sama kamu nak,
 Iya, papa juga kangen sekali sama kamu “
“Shen juga kangen sama kalian, papa, kenapa papa di kursi roda ?, papa bilang, papa baik-baik aja, papa bilang sehat-sehat aja, kenapa kemarin gak bilang Sheny pa?”
“maafin papa nak, papa gak mau di perjalanan kamu mecemaskan papa, papa sayang kamu nak”
“ya sudah kita masuk kedalam dulu, pasti kamu capek yah nak, mama sudah buatkan makanan, dan mama akan buatkan kamu air hangat untuk mandi”

Kami masuk kedalam rumah, tidak ada yang berubah posisi barang-barang rumah, masih sama seperti dulu, tak ada yang digeser sedikit pun, aku masuk ke kamar tersayang ku, masih terlihat sama seperti dulu, bantal kesayangan ku, aku langsung memanjakan diri untuk tidur sebentar dikasur ini,

“hhhmmmmm, masih sama kaya dulu, tidur dulu deh bentar”
“eh eh eh, anak mama kok malah tidur si, udah besar kok makin manja, mandi sana, sudah mama siapkan air hangatnya”
“iya, tunggu ma, aku lagi kangen-kangenan sama kamar ini”
“ya sudah, jangan lama-lama, nanti keburu dingin air hangatnya”
“ok deh mama”


Aku tidur sebentar, sambil membayang kan masa kecilku yang manja dengan mama dan papa ku, bermain bersama, tertawa riang, sudah jam 5 sore, aku segera mandi, capek juga rasanya badan ku pegal. Setelah mandi, jam 7 mlm aku makan malam bersama mama dan papa ku, aku berbincang-bincang membahas masa kecil ku dulu, setelah selesai makan aku memberitahukan mama dan papa ku untuk kejakarta lusa karena aku akan diwisuda.

“ma, pa, lusa kita kejakarta, soalnya lusa aku diwisuda, mama papa dateng yah”
“iya nak, mama dan papa pasti dateng kok” sambil tersenyum bahagia
“oh ya nak, kamu kan sekarang sudah dewasa, kok mama gak lihat ada cowok yang kamu bawa kerumah si”
“hehehehe, mama bisa aja, oh ya pa, menurut papa aku lanjut kuliah ku atau aku langsung cari kerja?”
“lanjutkan saja dulu kuliahmu, papa akan kirim kamu ke USA”
“USA? Kenapa harus USA pa, disini kan juga banyak universitas yang unggul”
“iya, papa sengaja menunggu kamu S1 dan melanjutkan S2 kamu di USA, disana ada teman papa yang menjadi dosen sastra inggris, disana lebih bagus dan lebih menjamin untuk masa depan kamu nak”
“tapi kan pa ..”
“eits, sudah ah gak usah membantah, dulu kamu gak pernah membantah gini, ikutin kata papa mu, mama juga setuju kok”
“mmm, iya-iya, kapan aku berangkatnya?”
“kira-kira papa akan berangkatkan kamu 3 hari lagi, setelah kamu diwisuda”

Aku menuruti perintah papa ku, untuk menyenangkan papa dan mama ku. Lalu aku berkumpul dan menonton tv bersama, sambil tertawa dan bercanda riang. Keesokan harinya aku mengunjungi tempat bermain diwaktu kecil dulu, taman yang indah, dekorasinya masih sama, ayunan yang ku buat dari ban mobil dan diikat dengan tali dipohon besar itu, aku senang sekali bisa melihat taman ini masih ada, pohonnya pun bertambah besar, aku bermain dengan anak-anak yang berada disana, sambil bercerita tentang ku diwaktu kecil dulu, yang membangun taman ini dengan teman-teman ku dan orang tua kami, dari kami ber empat mereka sudah berkeluarga dan mempunyai seorang anak, tinggal aku yang masih single, yang masih memikirkan sekolah ku, aku duduk di ayunan itu sambil menceritakan pengalaman ku dari kecil sampai sekarang, mereka tertawa riang, senang, dan gembira, hari sudah sore, kami pun pulang kerumah, tetapi aku masih duduk ditaman itu, rasa rinduku dengan teman-teman ku muncul saja, mengingatkanku pada sosok pria yang kuat, yang tangguh, dan gagah itu . dia salah satu dari kami berempat . kenapa aku memikirkan dia ?, entah kenapa aku juga bingung. Aku segera pulang karena sudah gelap.

“dari mana kamu nak, kok jam segini baru pulang ?, seneng yah liat lingkungan rumah ini lagi?”
“iya mah, tadi aku ke taman yang dulu kita buat bareng-bareng, jadi kangen sama anak-anak”
“oooh, mama kira kemana, oh ya mereka sudah menikah lho, sudah punya anak, tinggal kamu yang paling muda diantara mereka yang belum menikah”
“oh yaa?, ya kan mama tahu, aku yang paling muda, aku masih ingin sekolah mah”
“iya, mama tahu kok nak”
“oh ya, mama tahu gak mereka ada dimana saja ?”
“si Adit ada di kalimantan, si Rudi ada di singapura, tapi mama gak tahu si Valen ada dimana, mama dengar kabarnya, dia kabur begitu saja, entah kenapa dia kabur, tapi yang pasti mama dengar dari tante Reni dia ada di USA, nanti kalau kamu sudah disana kamu cari dia yah, kasihan tante Reni”
“oh gitu, iya nanti Shen cari kok mah, baru jam 8, kerumah tante Reni yuk, pengen tahu kejelasannya gimana.”
“ya sudah, mama siap-siap dulu”
“ok degh, aku juga mau siap-siap dulu yah”

Aku siap-siap ganti pakaian dan menuju rumah Valen, aku masih bingung dengan kabar ini, aku segera menuju mobil dan berangkat dengan mama ku, aku terus memikirkan hal itu, bertanya pada diri ku sendiri, kenapa dia seperti ini ?.
Sampai di rumah Valen, aku dan mama ku turun dari mobil .

“permisi, om tante”
“eh, Sheny . . apa kabar nak ?, sehatkan ?, duh... udah sebesar ini yah, oh ya jeng, ayo silahkan masuk, Shen ayo masuk”
“iya tante”

Sampai lah diruang tamu, disana kami dipersilahkan duduk dan santai .

“bi, tolong buatkan teh anget buat Sheny sama jeng tantri yah”
“eh, gak usah repot-repot jeng, aku kesini ngenter anak ku ini lho, katanya kangen mau main kesini”
“iya tente, begini tante saya dengar kabar Valen katanya dia kabur yah ?”
“ya begitulah nak, waktu itu tante dan om sedang bertengkar, terus menerus kami bertengkar, dari hari ke hari karena yang menyebabkan kami bertengkar adalah karena om arya terlibat hutang, ketika kami bertengkar Valen selalu mengurung diri di kamar, kami  tidak perduli dengan Valen, kami tetap bertengkar, lalu Valen turun dan melihat kami bertengkar hebat, tante begitu shok dan kesal, keramik-keramik tante pecahkan dan tante lempar, Valen hanya melihat kami dengan sinis, gak lama kemudian dia mengemasi barang-barang dia hingga kosong, semua barang dia kemas, dia keluar tanpa pamit dengan kami, dia menelpon taksi, entah kemana dia pergi, tapi ketika kami ingin mengejar Valen, kunci mobil kami entah dimana, dan kami tertinggal oleh Valen, Valen gak bisa kami kejar, dia sudah jauh, dan kami gak tahu dia kemana, tante menelpon dia tapi gak di angkat-angkat, ya sampai sekarang dia hanya mengirimkan satu surat untuk kami semua”
“maksud tante, kami semua itu siapa aja?”
“kami semua, tante, om, kamu, dan yang lainnya” sambil mengusap air mata.
“boleh saya lihat surat itu”
“mmm, bentar yah tante ambil dulu dikamar Valen”


“ini surat dari Valen, kamu baca”

“Untuk mama dan papa, maafin Valen sudah meninggalkan rumah tanpa izin kalian, Valen tahu ini gak pantas, tapi Valen sudah mengambil keputusan untuk meninggalkan rumah dan pindah untuk bekerja dan bantu melunasi hutang papa, ini ada uang sedikit untuk mencicil hutang papa, disini Valen senang ma, pa, disini Valen hidup damai dan tenteram serta nyaman, banyak orang yang perduli terhadap Valen, disini sangat bersaudara, maafin Valen, ini semua demi mama dan papa.
Untuk teman-teman gue Sheny, Adit, dan Rudi, gue senang dengar kabar kalian sudah menikah dan punya anak, gue bahagia bisa memiliki sahabat seperti kalian, maafin gue gak bilang kalian soal ini, karena gue gak mau mengganggu kesibukan kalian, sekarang kalian sudah sukses, gue selalu mendoakan kalian sampai sekarang, gue sehat-sehat aja, gak usah khawatirin gue, dit, Rudi, Shen, jaga diri kalian baik-baik yah, gue sayang kalian, Shen mungkin nanti lu akan tahu kenapa gue kabur dari rumah, ada alasan lain selain masalah mama dan papa gue, suatu saat lu akan mengetahuinya, kenapa gue bilang seperti ini, karena gue yakin, dan karena lu yang paling muda diantara kita, lu pasti bisa ngertiin gue, jaga diri lu baik-baik yah”.

“hanya ini yang Valen kirim?, terus gimana, apa kalian mencari dia?”
“kami sudah mencari dia kemana-mana, tapi tetap tidak ada informasi sedikitpun tentang Valen”
“ya sudah tante, kita doakan saja supaya Valen bisa bertemu kita lagi dan berkumpul bersama om dan tante”
“iya nak, makasih yah”
“iya jeng, jangan sedih lagi yah, pasti Valen akan ditemukan kok”
“iya, makasih yah jeng, sudah dateng kerumah saya”
“iya lho, saya juga kangen sama jeng, udah lama gak ketemu”
“bisa aja si jeng Tantri”
“ya sudah kalau gitu kami pulang dulu yah tante, jangan lupa banyak doa yah”
“oh, iya-iya, makasih yah nak sudah dateng, maksih yah jeng, aku seneng banget lho kalian dateng”
“iya, sama-sama jeng, yuk. Saya pulang dulu yah”
“iya, hati-hati yah jeng”
“iya, daa .....”

Kami pun pulang, aku makin heran dengan Valen, kenapa di surat itu ada some thing ?
Sampai dirumah aku langsung ke kamar, ganti baju dan segera tidur, sambil memikirkan apa yang terjadi dengan Valen, apa yang dia lakukan disana ?, aku pun tidur karena besok aku balik kejakarta untuk diwisuda, gak sabar diwisuda, hehehehe . .
Aku pun tertidur pulas, aku pasang alarm jam 07:00 pagi, ternyata aku kesiangan, aku malah bangun jam 08:30 pagi,

“ya tuhan, udah jam setengah sembilan, haduh cepet-cepet mandi”

Aku pun segera mandi, dan bergegas rapih untuk menuju jakarta,

“mah, pah ayo dong cepat, udah siang neh, nanti ketinggalan pesawatnya”
“iya tunggu, mama sama papa udah rapih, kamu nya aja yang bangunnya telat, liat neh mama udah pake kebaya, papa juga udh pake jas, udah rapih, tinggal kamunya”
“ok ok, ayo cepat ke airport”

Aku pun berangkat menuju airport, aku gelisah dan aku gak sabar menanti diwisuda, didalam mobil aku berkeringat, sangat gelisah, sangat kunantikan moment ini .
Sampai di airport aku langsung menuju pesawat, aku duduk dengan gelisah, dimana pun aku gelisah karena menanti wisuda ini .

“kamu kenapa nak ? berkeringat kening mu itu”
“gak kenapa-kenapa pah, aku gelisah, gak sabar juga, hehehe “
“memang seperti itu, papa dulu juga sama seperti kamu, gelisah dan gak sabar “
“ya sudah, kalau gitu kamu tidur saja, nanti papa bangunkan”

Aku ikut saran papa, aku tidur memejamkan mata sambil membayangkan aku diwisuda, sangat menyenangkan, aku tertidur pulas . 1 jam kemudian sampai di soeta airport.

“nak bangun, sudah sampai, ayo turun”
“eeeeemmmmmhhh, iya tunggu”

Akhirnya sampai juga dijakarta, aku langsung memanggil taksi untuk menuju universitas ku, mama dan papa ku tertawa melihatku yang berkeringat ini. Sampai lah di kampus ku, aku segera menuju ruang aula, disana semua berkumpul dengan teman-teman dan keluarganya, sangat ceria yang aku lihat, wajah wajah gembira menyambut diriku untuk tertawa dan merayakan kelulusan ini .
Semua bergembira, ada air mata kebahagiaan, ada pula air mata perpisahan, semua menjadi satu, disaat nama ku di panggil untuk maju kedepan aku sangat gugup sekali .

“oh, no . . tarik napas . . . . buang perlahan lahan, huuuuuffffff . .”

Lalu aku maju kedepan, Rektor dan dosen-dosen memberikan ku ucapan selamat .

“selamat yah Shen, tidak terasa kamu sudah lulus“
“iya pak, terima kasih banyak yah pak, saya sangat senang sekali“

Setelah semua nama terpanggil, kami semua berkumpul menjadi satu .

“perhatian untuk semua, bapak ucapkan selamat untuk kalian semua yang lulus, pesan bapak jangan berhenti untuk mengejar sebuah impian kalian, karena impian itu sangat mahal sekali, dan sekali lagi bapak ucapkan congratulation for you all”

Kami semua melemparkan topi yang kami kenakan, lalu kami berfoto-foto untuk sebuah kenang-kenangan, aku berfoto dengan keluarga ku, dan kami merayakan dengan bersama-sama, ada yang membawa kue tart, ada yang membawa nasi tumpeng, untuk kami semua bersama,

“mah, pah Sheny sangat senang sekali, makasih yah kalian sudah mendidik Sheny sampai sebesar ini”
“iya nak, papa juga sangat senang, sudah  lah ayo kita berangkat, 1 jam lagi pesawat mu akan tiba”
“iya pah”

Kami semua pergi menuju airport, aku merasakan sesuatu di perjalanan menuju bandara, entah kenapa perasaanku sedih dan kenapa aku merasakan kekhawatiran yang gak biasa seperti ini, ingin mengeluarkan air mata rasanya, tapi aku menahannya sampai dibandara, akhirnya kamipun sampai di bandara .

“mah, pah jaga diri kalian baik-baik yah, kalau ada apa-apa hubungi Sheny saja, pasti Sheny akan pulang”
“lho, kok papa sama mama si, harusnya kamu yang jaga diri baik-baik” sambil tertawa.
“nak, jaga diri kamu baik-baik yah, sehat-sehat disana”
“iya mah, aku berangkat dulu yah, jaga kesehatan mama yah, pah jaga kesehatan papa juga yah, Sheny sayang papa dan mama, Shen berangkat yah”

Aku berjalan menuju pesawat ku, aku masih melirik mama dan papa ku, kenapa rasa ini semakin aneh dan kenapa aku merasakan getaran ketika ingin masuk ke pesawat, aku terus berjalan dan masuk perlahan-lahan, ketika masuk ke dalam pesawat aku segera mencari kursi ku, dan duduk dengan tenang, lelah juga, aku duduk bersebelahan dengan orang lain, pria itu mengajak ku untuk berbincang.

“permisi, jam berapa yah?”
“ya, jam 5 sore”
“mau ke USA juga yah?, sekolah atau bekerja disana?”
“mau lanjut sekolah aja kok” sambil tersenyum dengan pria itu.
“oh begitu, tinggal sama siapa disana nanti?”
“mmmm, belum tahu si, ya nanti rencananya mau sewa rumah aja, soalnya sendirian kesananya”
“oh gitu, saya punya tempat tinggal disana satu lagi, rumah itu belum ada yang menempatkannya ketika saya pindah dari rumah itu, bagaimana kalu kamu tinggal di rumah ku?, tempatnya gak jauh dari rumah ku yang baru kok, jadi kalau ada apa-apa tinggal bilang aja ke saya, gimana ???”
“mmm, ya nanti saya pikirkan lagi deh, saya mau istirahat dulu”
“oh, ok, selamat istirahat”


Aneh juga tiba-tiba dia menawarkan diri ku tempat tinggal, sebelumnya kami tidak pernah bertemu dan belum kenal satu sama lain, aneh benget, seperti sudah kenal dan akrab saja orang itu dengan ku. Aku beristirahat dengan cara tidur, beristirahat untuk semua otot-otot ku dan semua organ tubuh ku yang bekerja dari pagi hingga sore ini, aku tertidur pulas selama 3 jam.
Setelah 3 jam kemudian aku terbangun, aku terkejut ketika melihat selimut di tubuh ku .

“siapa yang pakaikan aku selimut ?, kemana orang itu ?”
“sudah bangun kamu?, saya dari belakang buat hot chocolate, mau ?”
“gak, makasih”
“kamu tidur nyenyak banget, kecapean yah?”
“iya, hehehe “
“oh ya, btw kita belum kenalan, panggil saja saya Vano ”
“oh, ok. Aku Sheny”
“oh ya, kamu tinggal sama siapa di USA ?”
“aku tinggal sendiri aja, aku kerja”
“oh gitu, memang kerja apa disana ?”
“aku hanya seorang wartawan”
“oh wartawan, yayaya, wah pastinya sering ketemu artis-artis disana dong”
“ya seperti itulah, tapi banyak pula resiko yang harus di pertanggung jawabkan”
“ya memang si, i know”
“kamu sendiri mau ambil jurusan apa?”
“aku mau ambil jurusan sastra inggris, ya ingin aja jadi penulis novel gitu”
“oh, ya semoga berhasil yah di negeri orang”
“aku kebelakang dulu yah”
“ok”

Lalu aku kebelakang untuk mencuci wajah ku, ketika aku membasuh wajah ku dengan air, muncul bayangan sesorang di depan cermin, dan dia mengatakan “ ini aku, sahabatmu”, apa maksud dari semua ini?, kemudian muncul lagi bayangan masa kecil ku ketika aku bermain dengan sahabat-sahabat ku, dan muncul diriku waktu masih kecil bersama Valen,
“kalau gue sudah besar nanti gue mau jadi wartawan atau engga jadi redaksi majalah di luar negeri, kalau lu Shen mau jadi apa?”, “gue mau jadi seorang penulis novel di luar negeri”, “wah kalau gitu kita sama-sama di luar negeri dong, kalau gitu kita bareng-bareng aja keluar negerinya, jadi kan kita bisa bareng terus tuh, ahaahahahahaha”, iya-iya, bener juga tuh, ahahahahahaha”
Bayangan dimana ketika aku mendiskusikan impian kami berdua, sangat aneh, kenapa bayangan itu muncul seketika, dan kenapa dia seperti berada bersama ku saat ini. Lalu Aku kembali kursi ku.

“sudah selesai ?”
“sudah kok, oh ya sebelum kamu tinggal di luar negeri kamu tinggal dimana ?”
“saya dulu tinggal di indonesia, sama seperti kamu, tapi saya dulu tinggal di jakarta”
“oh gitu, terus orang tua kamu juga di jakarta?”
“maybe, tapi selama ini aku tidak tinggal dengan mereka, dari umur ku 14 tahun aku pergi dan tinggal dengan nenek ku”
“oh gitu, memang kenapa kamu pergi dari rumah?”
“ya gak kenapa-kenapa, ada something aja, hehehe”
“oh, hehehe, lalu kamu sendiri tinggal dimana ?”
“aku di medan, tapi 4 tahun aku di jakarta, nge kost karena kuliah”
“oh gitu”

Setelah berbincang lama dengan dia, tiba saatnya untuk menapak di negeri orang, USA, negeri dimana aku akan berada untuk melanjutkan sekolah ku, setelah aku keluar airport, Vano memanggilku.

“Shen . . tunggu”
“iya?, ada apa?”
“gak, gimana dengan tawaran ku tadi di pesawat ?, saya gak ada maksud apa-apa kok, Cuma sayang aja rumah itu gak ada yang huni”
“mmmm, ok degh, boleh”
“nah gitu dong, taxi . .”

Dia memanggil taxi untuk menuju rumahnya.

“come on, go to ohio”
“ohio?, pas sekali, aku dikirim ke ohio sama papa ku”
“oh gitu, wah gak nyangka yah kita bisa kenal pas seperti ini”
“iya .”

Entah apa yang ada dipikiran dia, tapi yang penting aku sudah mendapatkan tempat tinggal selama aku berada di ohio,

“eh, makasih yah, ditawarin tempat tinggal, jadi gak enak sama kamu, hehe”
“iya, sama-sama, gak apa-apa anggap aja rumah sendiri. Lagian percuma gak ada yang tempatin, mau di jual juga sayang”
“hehe, iya, sekali lagi makasih yah”
“iya-iya, sama-sama”

Akhirnya beberapa menit kemudian sampai lah di rumah yang di maksud itu, kelihatannya nyaman, dan strategis, aku suka dengan gaya rumah yang klasik ini, untung lah aku bertemu dia, udah tampan, gagah, baik pula, lalu setelah sampai dia membawakan koper yang kubawa.

“eh gak usah di angkat, biar aku aja”
“yaudah, gak apa-apa kok, kamu kan juga capek, besok kamu juga harus daftar di universitas yang kamu pilih kan?”

“iya, makasih yah, kamu baik banget si, iya besok aku daftar ke univ”
“ayo masuk”
“woooowww, rumah yang indah dan nyaman, aku suka dengan gaya klasiknya, kayunya pun kayu jati, pasti kuat dan tahan lama”
“iya, ini kayu aku beli di indonesia, lalu aku ekspor ke sini buat bikin rumah ini”
“ohh, gitu, yayaya”
“ya sudah kamu istirahat saja, saya mau balik ke rumah dulu”
“iya, makasih yah sudah bantu aku”
“iya, sama-sama”

Lalu ia pulang ke rumah yang sekarang dia huni, aku pun beristirahat lagi, tempat yang sangat nyaman, dan tenang, pas sekali untuk ku. Aku pun segera beres-beres barang-barang yang ku bawa, merapihkan tempat yang kotor, setelah selesai aku beristirahat sambil tiduran, akhirnya aku pun terlelap hingga malam pun tiba, aku tidak memikirkan keesokan harinya, karena aku sudah capek dan terlelap, semua hilang sejenak dalam tidur ku, pukul 20.00 seseorang mengetuk pintu rumah, aku fikir siapa, dan ternyata si Vano.

“eh Vano, ada apa?, aku kirain siapa”
“mm, gak ada apa-apa kok, kamu sudah makan?”
“belum, aku baru bangun tidur, hehe”
“oh gitu, ya sudah kalau kamu mau makan kamu bilang aja sama aku, nanti aku anterin ke cafe atau restaurant yang enak dan murah”
“iya, ok ok, aku mandi dulu yah, ayo masuk aja, tunggu di kursi”
“iya, jangan lama-lama yah”
“siiippp”

Vano menunggu ku dengan lama, aku biasa mandi hampir satu jam, jadi maklum aja kalau ada yang menunggu lama sampai bosan, setelah mandi aku memakai kemeja panjang kotak-kotak berwarna biru ( maklum gaya tomboy ku ), sudah rapih, langsung menuju ruang tamu dan menghampiri Vano

“hey, maaf yah nunggu lama, jadi nagntuk deh kamunya, maaf yah, yuk “
“iya, gak apa-apa kok, yuk”

Aku dan Vano pergi ke sebuah cafe yang nyaman, suasana yang romantis aku dapatkan disini, di pinggir sungai yang dihiasi pohon yang berhias lampu hias, sangat tenang .

“tempat ini sangat indah yah, hidup pada malam hari di negara ini”
“iya, disini memang biasanya penduduk keluar pada malam hari, ya mereka bersuka ria, havefun, dan lain sebagainya sesuka hati mereka”
“coba aja dari dulu aku disini yah, hehehe”
“hehe, yuk kita ke cafe itu aja”
“mmm, ok”

Kami menuju cafe itu, tak lama kemudian hujan pun turun membasahi negeri ini, aku pun berlari hingga tangan ku di pegang erat oleh           Vano

“yaaahh, hujan”
“ayo cepat, lari, kita berteduh”

Entah kenapa jantung ku terasa bergetar kencang, aku menatap tajam dia, sambil memikirkan sesuatu, di lindungi dengan jaket yang dikenakan Vano, dan di pegang erat tangan ku, kenapa degan semua ini?, apa yang terjadi pada ku?

“mmm, sorry tangan kamu”
“oh iya, maaf” dengan wajah tegang Vano dan terkejut sambil menatap ke arah lain.

Lalu kami duduk di tempat cafe itu, karena hujan kami memesan hot chocolate sedang Vano memesan coffe late, dan memesan makanan beef steak.

“hhmmm, jadi dingin deh, turun hujan sii”
“hehehe, iya, kamu pakai jaket ku aja, gak apa-apa kok, aku sudah biasa seperti ini”
“iya, makasih yah Vano”
“oh ya, kamu mau pesan apa?”
“mmm, aku pesan hot chocolate sama beef steak aja yah”
“mmm, ok, excusme, i wanna one hot chocolate, one coffe late, and two beef steak”

Makan sudah di pesan oleh Vano, kami pun mengobrol tentang diri masing-masing, dan bercanda, tertawa riang gembira, aku tak menyangka akan hal seperti ini, sangat menyenangkan. Tak direncanakan ataupun di sangka, kehidupan berjalan mengalir seperti air, berputar seperti roda, setelah makan malam, kami menuju ke taman yang sangat indah, nyaman, dan tenang.

“mmm, kita ke taman yuk, pasti kamu nanti suka deh”
“mmm, oh ya ??, boleh-boleh”

Berjalan menelusuri tepi jalan untuk pergi ke taman yang di maksud Vano, diperjalanan kami kembali bercanda dan terlihat penjual ice cream beraneka rasa .

“ada ice cream tuh, kaya nya enak”
“kamu mau ??”

Aku menganggukkan kepala ku, kebetulan sekali ada rasa mocca, kesukaan ku, dan Vano memilih rasa vanilla, kebiasaan yang sama dengan Vano sahabat ku, suka dengan rasa vanilla, apapun makanannya jika ada rasa vanilla pasti ia langsung memilihnya.

“mmm, aku mau mocca deh”
“ok, neh”
“mmm, kamu suka vanilla yah ?”
“iya, suka banget, dari kecil aku suka sama rasa vanilla, kalau yang berhubungan dengan rasa vanilla aku selalu memilihnya”
“ooohh, gitu . . mmm, btw duduk distu aja yuk”

Kami sampai ditaman, menikmati ice cream dan malam yang indah di taman ini, duduk di bangku taman di selingi melihat pemandangan yang indah, banyak yang mengnjungi taman ini, pasangan-pasangan yang romantis hadir di taman ini, aku melihatnya, sebelah kiri, kanan, depan, belakan, banayak pasangan yang sedang bermesraan, aku samapi iri melihatnya, sungguh pilihan yang tepat untuk pasangan romantis memilih taman ini .

“mmm, disini banyak pasangan yah, ramai”
“iya, disini memang tempatnya para pasangan untuk refreshing, bukan hanya pasangan yang baru jadian saja, bahkan pasangan pengantin, pasangan suami istri, ada kok”
“oh . . gitu . . yayaya . heheh, eh kita aneh yah, dingin-dingin gini malah makan ice cream, hehehe, aku memang aneh, aku suka aja yang dingin tambah dingin, hehe, kalau dirumah neh ya, habis hujan seperti ini aku bukan membuat minuman hangat seperti teh hangat ataupun coffe, tapi aku malah buat ice sirup, buat pop ice, hehe”
“oh ya ?, aneh-aneh juga tapi lucu, hehehe, eh sudah malam neh, balik yuk”
“iya, yuk, tapi pelan-pelan yah, aku capek”
“ya sudah, kita naik taksi aja”

Kami pun pulang dan meninggalkan taman ini, aku capek, lelah, untung saja Vano memesan taksi, jadi aku tidak perlu jalan kaki, heheeh, di dalam taksi aku pun tidak sengaja untuk tidur, dan akhirnya aku tertidur pulas, secara tidak sadar aku bersandar di bahu Vano, mungkin Vano tahu aku kecapean sehingga di meminjamkan bahunya untuk menyandarkan kepalaku, sangat terlelap diriku, dia hanya tersenyum melihat ku tidur, dia menggendongku sampai ke kamar ku, dan di letakkan tubuhku di tempat tidur, melepaskan sepatuku, mengganti baju ku dengan baju tidur, lalu menyelimuti ku dengan pelan, sangat sunyi, aku merasakan dia mengecupkan sebuah ciuman kasih sayang di kening ku, ciuman yang begitu hangat. Keseokan harinya pukul. 07:34 AM, aku bergegas mandi dan menuju universitas yang akan aku tempati selama aku belajar, aku tidak melihat Vano datang ke sini, aku berangkat duluan dan meninggalkan sebuah kertas pesan untuk Vano “selamat pagi, hey Vano, makasih yah yang semalam, aku berangkat duluan, bye” takutnya Vano akan datang, aku tidak mengunci pintu dan meninggalkan sebuah pesan, aku tahu pasti Vano akan datang, sampai lah di universitas yang akan aku menuntut ilmu ku, aku suka dengan univ ini, nyaman buat ku, tak ada masalah buat ku, aku mencari ruang kelas ku, kelas sudah dimulai, aku belajar dengan serius, tak perduli telpon genggam ku berdering, karena tujuan ku disini hanya unutk belajar, aku tidak ingin mengecewakan papa ku yang sudah mengirimku disini, 4 jam berlalu, pukul. 12:00 PM, waktunya makan siang, aku berjalan mencari kantin dengan perutku yang lapar, sampai di kantin, aku duduk di bangku pojok dekat dengan pohon yang rindang, lalu ku buka telpon genggamku, ternyata inbox dari Vano “selamat belajar yah, selamat datang di kampus barumu”, aku hanya tersenyum dan resend “iya, makasih J “ . kemudian aku memakan makanan yang tadi kupesan, dengan lahap aku memangsanya, karena sudah lapar .
2 jam berlalu, jam kuliah sudah habis lalu aku kembali ke rumah, aku lihat pesan ku tadi ternyata dibaca dan di balas oleh Vano “nanti malam jam 8 aku tunggu di rumahku, kita makan malam bareng, aku sudah siapin semua buat makan malam”, ternyata dia mengajakku makan malam di rumahnya, sosok pria yang sangat baik hati dan menawan, aku sangat berterimaksih dengan dia . malam pun tiba, aku segera mengganti pakaianku dan pergi ke rumah Vano, aku memikirkan apa yang dilakukan Vano sekarang, mungkin dia sedang merapihkan pakaiannya dan menyiapkan makan malam serta dekorasi, hehehehe . . beberapa menit kemudian aku sampai di rumah Vano, lalu aku menekan bel 3 x, dengan gagahnya Vano membuka pintu dan tersenyum padaku,

“hey, ayo masuk, selamat datang di rumah ku yang ini”
“iya, hehehe, mmm sendirian aja?”
“iya, kan aku sudah bilang aku hanya sendiri, silahkan duduk”
“oh iya aku lupa, hehehe, iya makasih J
“mm, sebenarnya ada apa si kalau boleh tau, kamu ajak ku makan malam di rumah?”
“gak ada apa-apa, aku Cuma ingin mengajak kamu ke rumah ku, agar kamu tahu rumah ku, jadi kan kalau kamu perlu bantuan datang aja kesini, gak perlu nyari lagi”
“oh gitu, ok deh kalau begitu”
“ok, yuk makan. Ini semua aku yang buat lhoo . .”
“oh yah?, kamu bisa masa?, wah hebat yah, salut aku sama kamu, sudah tampan, gagah, baik, pinter masak lagi, the best deh buat kamu”
“hehehehe, makasih, tapi biasa aja kok, aku belajar semua ini dari seseorang dulu waktu ku kecil”
“oh, hehehehe . . enak lho steak nya, delizious”
“ya sudah, habiskan saja, dari pada gak di makan”

Kami berdua makan bersama sambil tertawa, suasana yang sunyi berubah menjadi suasana yang romantis, setelah kami selesai makan Vano mengajakku unutk menonton video horor yang baru ia beli tadi sore, lalu kami menuju ruang tv dan duduk di bangku tv, Vano mengambil sebuah popcorn yang sudah di kemas, dan memutar film horor nya.

“film apa si?, kayaknya seru”
“iya, seru, perhatikan saja filmnya”
“ok deh, hehe, oh film horor”
“memang kamu berani?”
“iya dong, siapa dulu, Sheny . . “

Vano hanya tersenyum, aku tidak sadar memegang erat lengan Vano karena aku menonton dengan serius dan menjadi tegang, Vano hanya menertawakan ku.

“kok ketawa, kenapa ??”
“hahaahaha, katanya berani kok pegang lengan ku erat sekali”
“hhe, maaf, abisnya menegangkan”
“hahahaha, ada-ada saja kamu”

Aku jadi malu dengan sikap ku yang menegangkan tadi, 1 jam berlalu film yang di putar berdurasi lama, aku tertidur di rumah Vano, lagi-lagi kepalaku terjatuh di bahu Vano, aku tidak sengaja, aku tidak sadar bahawa aku masih dirumah Vano.

“kamu manis di saat tidur seperti ini, andai kamu tahu bahwa aku adalah Valen, pasti kamu akan terkejut melihatku seperti ini, yang sekarang ini”

Lalu, film pun dimatikan, dan aku di gendong dibawa kekamar Vano, di bukakan sepatu ku, jaket ku, dan di selimuti ku dengan selimut yang hangat, aku tidur di tempat tidur Vano sementara Vano mengalah untuk ku dan tidur di sofa, Vano bilang aku tidur nyenyak sekali . aku jadi malu dengan Vano, aku bukan siapa-siapa dia tetapi malah merepotkan Vano.
Pagi pun tiba, masih terlelap tidur, lalu Vano membuka tirai untuk membiarkan matahari masuk, aku terbangun karena wajahku terkena sinar matahari .

“hai Shen, sudah bangun?, selamat pagi”
“iya, pagi juga, kok aku ada di rumah kamu ?”
“iya, semalam kamu ketiduran ketika nonton film, ya sudah aku bawa saja ke kamar”
“lalu kamu tidur dimana ?”
“aku tidur di sofa, gak apa-apa kok”
“aduh, maaf yah sudah merepotkan, maaf banget”
“iya, gak apa-apa, sudah sana bangun, cuci wajah kamu, setelah itu aku anter kamu kuliah”
“iya, ok”

Setelah selesai mandi, dan mengganti pakaian, aku berangkat kuliah, dan diantar dengan Vano, di perjalanan aku berbincang dengan serius, bercanda terus kapan seriusnya, sekali-kali serius, eheheheheeh . .
Kami membicarakan tentang sebuah pesta dansa yang ada di negara ini, katanya akan ada pesta di malam sabtu nanti, ya seperti acara pesta topeng gitu. Berencana Vano mengajakku untuk menemaninya di malam pesta yang akan datang, boleh-boleh saja asal dia tidak merepotkan, lama berbincang di perjalanan sampai lah aku di tempat kuliahku.

“ya sudah, aku masuk dulu yah, samapai ketemu nanti”
“iya, sampai ketemu nanti juga”
“hati-hati dijalan yah”

Vano mengacungkan jempol ke arahku, itu berarti dia mengatakan “sip” untuk ku, aku masuk ke ruang study ku, dan belajar dengan serius, hari yang sangat menyenangkan. Di jalani dengan baik, tiada hari tanpa senyuman untuk orang yang mengenalku, biarpun orang itu tidak suka terhadapku, tapi aku tetap tersenyum unutknya.
Sepulang kuliah aku menemukan sebuah surat yang di tempel di depan pintu, itu surat dari Vano dan ada sebuah kotak yang berisi gaun sutra putih, dia mengatakan “aku tunggu malam sabtu nanti pukul 7 malam, aku tunggu di taman, pakai kemeja ini, aku ingin melihat kamu mengenakan gaun ini di pesta nanti” Waktu berputar dengan cepat, masuk kuliah dan pulang kuliah terus menerus, 2 hari berlalu, tiba hari jumat malam sabtu, aku sedang membaca sebuah buku, tiba pukul 8 lewat 15 menit, aku lupa dengan acara itu, setelah membaca buku bab ke 3 aku melihat surat yang diberikan Vano waktu itu dan aku selipkan di buku ku, dan aku lupa bahwa hari ini malam sabtu Vano menunggu ku di taman. Di sisi lain Vano menunggu ku

“Sheny mana si, lama banget, sebaiknya aku tunggu saja disini”

“ya tuhan, surat ini. Aduh, aku lupa Vano menunggu ku di taman, aku harus kesana sekarang”

Aku mengganti pakaian yang diberikan Vano, aku berlari menuju taman, aku takut dia marah terhadapku, aku berlari dengan cepat, hujan pun turun, aku tetap berlari untuk menemui Vano, sampai di taman Vano masih menungguku, terlihat basah kuyup.

“ray, maafin aku, aku lupa. Maafin aku yah Van”
“iya, gak apa-apa, sudah lah, kamu jangan hujan-hujanan seperti ini, nanti kamu sakit”
“biar saja Vano, yang penting aku bertemu kamu”
“ya sudah, kita berteduh di pohon itu”

Kami berlari ke pohon lebat itu, dan akhirnya kami berteduh di pohon itu, Vano membuka jas yang di pakainya.

“pakai ini, biar kamu gak kedinginan”
“tapi nanti kamu..”
“sudah lah, nurut apa kata ku, pakai saja”

Aku terdiam dan menunduk, merasa bersalah apa yang kulakukan, kenapa bisa lupa dengan malam ini, tak sadar tubuhku bergetar dan terasa dingin, Vano melihatku dan langsung memelukku.

“kenapa?, kedinginan yah, tenang saja ada aku disini”
“aku gak tahu, kenapa tubuh ku terasa lemas seperti ini”
“kamu gak kenapa-kenapa kan?, kamu gak sakit kan?”
“aku gak apa-apa, hanya lemas saja”
“Sheny..”
“iya, kenapa ?”
“aku.. aku.. mencintaimu, aku menyayangimu Shen”

Aku terkejut dan melepaskan pelukannya dan menatap mata Vano dengan spontan, benar dugaan ku bahwa dia sebenarnya menyukaiku.

“kamu tenang saja Shen, aku akan setia pada mu, aku akan menjagamu, dan aku akan selalu mencintaimu”
“tapi..”
“aku Cuma mau jawaban kamu, yes or no?, bukan yang lain”

Aku menunduk sebentar dan memikirkannya, dan aku memutuskan unutk menerimanya.

“iya, aku mau jadi kekasihmu Van”
“akhirnya aku bisa mendapatkan kamu Shen, terima kasih yah sudah menerima cintaku, aku janji aku akan menyayangimu, aku akan menjagamu, dan aku akan setia sama kamu”
“iya, aku percaya kok”

Lalu, kami saling memberikan janji dan komitmen, dan menghubungkan jari kelingking ku dengan jari kelingking Vano, sebagai tanda sepakat dengan komitmen yang kita buat, setelah hujan reda, kami pulang ke rumah.

“ya sudah, aku masuk dulu yah”
“iya, jangan lupa mandi dulu, nanti kamu sakit”
“iya, kamu hati-hati di jalan yah, kamu juga jangan lupa mandi dan ganti pakaian”
“bye. .”

Vano mencium keningku, sepertinya Vano sangat menyayangiku, lalu aku memberikan lambaian untuk dia, dan akhirnya dia kembali ke rumah, aku masuk dan segera mengganti pakaian ku.
Aku tersenyum sendiri sambil membuat teh hangat, aku sangat senang sekali.

Aku sangat menyayangi dan mencintai Vano, 1 tahun berlalu dan aku masih menyayangi Vano, begitu juga dengan Vano, dia sangat menyayangi dan mencintai ku, hari-hari, minggu-minggu dan bulan-bulan di lalui dengan senyuman hangat dan kasih sayang yang hangat, shoping, on the way, breakfast, lunch, dinner, cooking, kami lalui bersama, 1 tahun berada di USA, dan bersama dengan Vanp, lalu tiba liburan dan Vano mendadak mengajakku ke paris.
Ketika Vano pulang kerja, Vano langsung mencium ku dan memelukku dari belakan, lalu aku lepaskan dasinya sambil berbicara.

“hey, sudah pulang”
“sayang, besok kita liburan ke paris yah, aku sudah memesan tiketnya, berangkat jam 9 pagi”
“ha?, kenapa kamu gak bilang ini dulu dengan ku?”
“iya, maaf, kan aku mau kasih surprize buat kamu”
“ya sudah, aku kemas pakaian kita dulu”
“iya, tapi bukain dulu dong dasiku”
“oh iya, lupa, hehehehe, sudah lepaskan jasmu setelah itu kita makan malam”

Aku mengemaskan pakaian untuk liburan besok, setelah mengemasi aku menuju ruang makan untuk makan malam, kami makan malam bersama dan dihabiskan dengan makanan penutup sup buah, kesukaan Vano, aku membuat sup buah untuknya.
Lalu setelah makan malam selesai, kami menonton acara televisi, kami menonton film The Hospital, film taiwan kesukaan ku, 2 jam berlalu, kamipun tidur, sangat nyenyak tidur kami, mungkin karena lelah kami tertidur sangat lelap. Keesokan harinya, aku bangun duluan untuk membereskan rumah ini, setelah seisi rumah tertata rapih, aku bergegas membersihkan diri dan mengganti pakaian ku, setelah itu, aku baru membangun kan Vano.

“Vano...., hey bangun sudah siang”
“mmmmm, iya....”
“ayo bangun, katanya mau liburan”
“iya, iya aku bangun”
“cepat mandi, aku sudah buatkan sarapan, lalu kita langung berangkat”

Aku menunggu Vano untuk sarapan, kebiasaan Vano, setiap pagi di meja makan selalu mencium keningku,

“mmmuach, pakaikan dasi ku dong”
“mmm, biasa deh, manja, sini”
“emangnya kenapa kalau aku manja, sama istri sendiri ini”
“hahahaha, ngarang aja kamu”
“sudah, ayo sarapan, nanti keburu pesawatnya cek out”

Kami sarapan bersama dengan tenang, yah kehidupan aku jalani apa adanya seperti ini, seperti kehidupan seorang istri dari suami, hehe, setelah selesai sarapan kami langsung menuju airport. Sampai di airport kami segera masuk ke dalam pesawat, 30 menit kemudian pesawat yang kami naiki sudah lepas landas, lumayan lama untuk sampai di paris, kami seperti biasa, mengobrol, bercanda, tertawa, dan ketika lelah kami pun tidur, beberapa jam kemudian tiba di negara prancis, kami pun turun dengan kesegaran udara di negara ini.

“hhaaaaahhh, sejuk sekali udaranya yah”
“hhmmm, iya, jadi fresh rasanya, sudah ayo kita keluar”
“ok, sip bos”

Kami pun keluar dan mengambil barang yang kami bawa, dan kemudian kami memanggil taksi untuk mengantarkan kami ke sebuah hotel untuk tinggal selama di prancis. Aku baru tahu kalau Vano sangat lugas berbicara bahasa prancis, aku sangat kaget, kenapa dia tidak bilang padaku selama ini kalau dia bisa berbahas prancis, aku juga bisa berbahasa prancis, bahkan dulu aku khursus sampai aku bisa seperti sekarang ini. Aku tahu dia berbahasa prancis ketika dia berbicara dengan supir taksi.

“lho?, kamu bisa bahasa prancis?, dari mana kamu bisa?”
“ya belajar lah sayang, dulu aku khursus”
“aku juga khursus, dan sekarang aku juga bisa berbicara bahasa prancis”
“oh gitu, kalau gitu sepakat, selama di prancis kita memakai bahasa prancis, ok”
“ok”
Kami tertawa bersama, dan sejak itu kami sepakat selama berada di prancis memakai bahasa prancis, alasan dia mengatakan itu karena, untuk apa mahir berbahasa asing tetapi tidak di pakai, benar juga apa kata Vano, aku setuju dan menyepakatinya, kami pun mulai berbahasa prancis, 40 menit kemudian sampai kami di hotel,

“je veux briser un instant”
“que ce soit plus tard cet après-midi nous nous sommes précipités au café”

Artinya, “aku ingin bersitirahat sebentar”, “ok, nanti sore kita pergi ke cafe”
Kami beristirahat sekejap dan memejamkan mata, nanti sore kami akan jalan ke sebuah cafe. Aku tertidur sangat nyenyak, 3 jam kemudian sore pun tiba, aku segera bangun dan mengganti pakaian ku untuk pergi ke cafe, Vano menunggu ku di loby, aku lihat Vano sedang membaca koran .

“hey chérie, je suis soigné allons-y”
“si je regarde le hard rocck cafe a une boisson savoureuse”

Artinya, “hey sayang, aku sudah rapih, ayo berangkat”
“ok, aku lihat di hard rock cafe memiliki minuman yang sangat lezat”
Kami menuju cafe itu, dengan udara yang sangat sejuk kami berjalan santai, suasana yang romantis di negara ini, tetapi aku merasakan hal aneh yang terjadi padaku, secara spontan aku melihat bayangan ketika aku berada di eifeel, dengan seseorang, kenapa bayangan itu muncul lagi di pikiran ku, rambut mowhak, jam tangan silver, aku menghiraukan bayangan itu.
Dan sampai di cafe itu.

“hey, pourquoi le silence ?” ( hey, kenapa diam ? ) sambil melambaikan tangannya di depan wajah ku
“non, il n’a pas d’importance” (ah, tidak, tidak apa-apa)
“déjà, asseyons-nous, allonsà l’ordre?” (sudah, ayo duduk, mau pesan apa?)
“je vouk du chocolat caud seul” (aku pesan hot chocolate saja)
“serveuse.. un chocolat chaud, et un moccachino” (pelayan, hot chocolate 1 dan moccachinonya 1)


Lalu dia bertanya-tanya kepada ku, mengapa aku tiba-tiba bengong terdiam, aku hanya memikirkan tentang bayangan itu, apa yang akan terjadi padaku, aku mengkhawatirkan karena aku berada di negara yang sama dengan bayangan itu, pesanan datang lalu aku meminum dengan perlahan, aku kembali tenang dan kembali berbincang dengan Vano, pukul 8 malam Vano mengajakku ke menara eifeel, aku sangat senang sekali, akhirnya aku bisa merasakan negara impian ku, aku merasakan kenyamanan dan kesejukan di negara ini, lalu pukul 8 pun tiba dan Vano mengajakku ke menara eifeel, aku terkejut ketika di ajak ke menara eifeel, ternyata dia memesan tempat untuk kami ber dua, aku semakin membayangkan bayangan itu, dan muncul lagi, aku diam dan berkata dalam hati ku, “rambut mowhak itu, jam tangan silver itu” aku terkejut bahwa Vano adalah orang di bayanganku selama ini, lalu kami duduk di tempat itu dan ada sebuah makanan, aku pikir itu makanan ternyata sebuah cincin perak yang di beli oleh Vano untukku. Bahwa dia akan menikahiku, dan cincin ini adalah sebagai tanda pertunangan kita berdua, dan aku sangat terkejut lagi “cincin itu, ternyata sosok itu adalah Vano, lalu bayangan apa ketika aku berada di toilet pesawat ketika berangkat ke USA, yang muncul bayangan aku dengan Valen, apa maksud dari semua ini?”
Aku hanya terdiam dan dia mengatakan

“pour ce que l’anneau ?”
“pour ton, absence si vous vous mariez avec moi ?”

Dan ternyata tepat sekali aku berada di dalam bayangan mimpi itu, dia menjelaskan semua nya tentang dia, dia berkata bahwa dia adalah Valen yang selama ini aku cari, bahwa Valen mencintai ku sejak dulu, dan sekarang Valen berani mengungkapkannya, aku sangat terkejut ketika Vano mengatakan bahwa dia adalah Valen, dia bercerita yang sesungguhnya, dia sengaja melacakku agar dia bisa tahu keberadaanku, dan di pesawat itu, Valen sengaja berpura-pura menjadi orang lain, sangat luar biasa, bodohnya diriku aku tidak peka terhadapnya, Valen sengaja mengajakku untuk menawarkan tempat tinggal untukku, karena Valen tidak ingin melihat aku kebingungan mencari tempat tinggal di USA, dan sekarang yang di hadapan ku ini adalah Valen, Valen sahabat kecilku dahulu, aku menangis dan tidak bisa berkata apa-apa lagi, di peluknya aku dan mengangis di bahu Valen, aku bahagia bisa bertemu dengan Valen lagi, dan sekarang saat ini telah menjadi pasangan ku, air mata bahagia ku terjatuh.

“sudahlah, aku sangat senang bisa melihatmu lagi Valen. Valen ku yang dulu”
“terima kasih Shen, aku minta maaf untuk semua ini, aku senang saat ini berada bersama Sheny kecilku yang dulu”

DAN TERNYATA DIA, adalah kekasihku sahabatku, bagaimanapun juga aku tidak bisa menolak dan memungkiri semua hal ini, aku menerima keadaan ini dengan ikhlas,detik itu juga Valen memakaikan cincin di jari manisku, dan akhirnya kamipun sangat bahagia, kami kembali ke negara kami INDONESIA, kembali bersama orang tua kami, Valen meminta maaf atas kelakuannya yang dahulu kabr dari rumah, dan orang tuanya juga meminta maaf dengan Valen, lalu, Valen mengatakan ke orang tuanya bahwa dia mencintaiku, orang tua Valen menyetujuinya, lalu kami semua berkumpul, dari keluarga besar ku dan keluarga besar Valen, merayakan pesta pernikahan kami, tiba-tiba hadiah terhebat yang aku lihat adalah munculnya sahabat-sahabat ku yang dulu, sekarang mereka membawa anak dan pasangannya,

“wheehehehehehe, akhirnya jadi juga lu, dari sahabat jadi cinta, tapi gak apa-apa deh, yang penting asik, hahahahaha”
“yoi mamen, ini anak lu?, udah besar juga yah”
“haha, iya dong, nyusul yah ?”

Kami semua tertawa bahagia, mereka hadiah terhebat ku, tak akan ku lupakan, bahagia bersama sahabat, kami foto bersama, dan aku pajang foto itu, akan ku perbesar agar semua orang tahu bahwa aku memiliki sahabat yang sangat menyayangi kami semua, yaitu kalian semua, berawal dari berteman, menjadi sahabat, kemudia menjadi cinta, lalu menyatakan permohonan pernikaha, and the last menuju pelaminan .

“aku mencintaimu Shen”
“aku juga mencintaimu Valen”

THE END

Created_Ilham Syaiful Rahman